Text
Bulan yang Melayari Aksara : Kumpulan Puisi
Bagus, masih ada kegelisahan itu, karena puisi terlahir dari banyak kegelisahan. Dengan kegelisahan itu kamu akan terus mencari makna. Sekarang Ika baru mulai hidup lagi. Jadi, teruslah menulis! (Umbu Landu Paranggi)
Membaca puisi-puisi dalam buku ini, seperti diajak menyusuri kehidupan pribadi penyairnya. Cinta, kenangan, kerinduan, kesedihan, juga eksistensi diri, saling berebut ruang untuk menyuguhkan dirinya sendiri. Gaya ucap yang sederhana dan terkesan polos menjadi daya tarik puisi-puisi dalam buku ini. (Wayan Jengki Sunarta, Penyair, Bali)
Sajak-sajak Ika Permata Hati, menurut saya cukup kuat sebagai puisi liris romantis. Penyair perempuan yang satu ini terbilang selektif dalam memilih kata-kata sehingga puisi-puisinya memiliki diksi yang intens. Tentang sepilihan puisi dalam buku ini, tampaknya penyair menggali imajinasi dari perjalanan hidup yang romantis. Tak pelak ia juga menyuarakan kerinduan dan cinta sebagai pernik-pernik kehidupannya di kala remaja. Ada yang khas pada puisi-puisi Ika Permata Hati. Hampir rata-rata puisinya beraroma kultur dan alam Bali. Kita bisa memaklumi, sejak kanak-kanak hingga dewasa ia hidup di Pulau Dewata. Bagi saya, membaca sajak-sajak atau puisi Ika Permata Hati seperti tengah diajak melayari romantika kehidupan dan menikmati estetika kultur dan ekologi Pulau Bali. (Roso Titi Sarkoro, Sastrawan, Temanggung)
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain